BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sistem integumen /sistem penutup tubuh
(covering)
adalah
suatu
sistem
penyusun
tubuh
suatu
makhluk
hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.Fungsinya antara lain
sebagai
pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor,respirasi,ekskresi,termoregulasidan osmoregulasi/homeostatic
Fungsi lain :
1. SebagaitempatcadanganmakananLemakpadahewan yang
hidup di daerah
4 musim
2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia
3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.
4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D
Sistemintegumenadalahsistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan Hewan terhadap lingkungan sekitarnya.Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ
yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringatdan produknya
(keringatataulendir).Kata iniberasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang
terdapat
diluar
jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kuli tmerupakan
organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.Cahaya matahari mengandung sinar ultra
violet dan
melindungi
terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh.misalnya menjadi pucat kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kuli tmeningkat.Gangguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misalnya karena stres,
ketakutan, dan
keadaan
marah
akan
mengakibatkan
perubahan
pada
kulit
wajah.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
- Apayang dimaksud dengan sistem integumen?
- Bagaimana sistem integumen pada pisces?
- Bagaimana sistem integumen pada amphibi?
- Bagaimana sistem integumen pada reptil?
- Bagaimana sistem integumen pada aves?
- Bagaimana sistem integumen pada mamalia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah iniadalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen
- Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada pisces
- Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada amphibi
- Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada reptil
- Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada aves
- Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada mamalia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM
INTEGUMEN
Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem
ini seringkalimerupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau
lendir). Kata ini berasal dari bahasaLatin " integumentum", yang
berarti "penutup". Sistem integumen merupakan suatu sistem yang
sangat bervariasi, sehinggastrukturnya tersusun oleh organ atau struktur
tertentu dengan memiliki fungsi yangbermacam-macam. Sistem integumen dapat
dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya danderivat-derivat dari kulit.
Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermisdan dermis,
derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik
yangberasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit yangsebenarnya.
Kulit memiliki banyak
fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut
dapat dibedakan menjadi :
Ø Sebagai pelindung atau alat
proteksià
lapisan kulit bagian luar relative impermeable terhadap air, untuk mencegah
penguapan yang berlebihan.
Ø Sebagai tempat eksteroreseptoràpada
bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran saraf bebas atau
badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam rangsang dari
lingkungan eksternal.
Ø Sebagai alat ekskretori àpada
kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan kelenjer-kelenjer lemak
yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism baik berupa air,
lipida atau garam-garam keluar tubuh.
Ø Sebagai alat respirasi atau alat
pernafasanà
terutama pada hewan-hewan akuantik dengan struktur kulit yang tipis selalu
basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini sangat kondusif untuk
proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-kapiler darah
dipermukaan kulit tubuh.
Ø Sebagai alat nutrisi dan
cadangan makananà yaitu terdapat kelenjer mammae
(kelenjer susu) yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau
yang baru lahir. Dan kulit tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang
berupa lemak.
Ø Sebagai alat gerakà
pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak terbang dll,
derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
Ø Sebagai tempat pembentukan
vitamin Dà
pada manusia pembentukan vitamin D3 pada kulit sangat penting untuk pembentukan
tulang. Kalsiferol dibentuk dari dehidrokolesterol yang dihasilkan oleh hati
dengan bantuan cahaya matahari dikulit.
2.2 SISTEM
INTEGUMEN PISCES
Sistem
integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti
sisik dan kelenjar beracun. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup
merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat
makhluk hidup tersebut hidup atau berada.
Yang termasuk
dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit beserta drivat, contohnya adalah
sisik dan kelenjar beracun.
1. Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar
yang disebut Epidermis dan lapisan
dalam yang disebut Dermis atau Corium.
a.
Epidermis
Merupakan lapisan luar dari kulit,
kulit pada bagian epidermis ini selalu basah yang disebabkan oleh lendir yang
dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam epidermis.
- Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut sendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka.
b.
Dermis
Lapisan kulit dalam atau dermis akan
lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis mengandung pembuluh darah, saraf
dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam proses pembentukan sisik
pada ikan yang bersisik.
- Sisik ikan
Terdapat
macam-macam sisik ikan, yang diantaranya :
1) Sisik Pelacoid
2) Sisik Ctenoid
3) Sisik Cycloid
4) Sisik Cosmoid dan Ganoid
Berikut
penjelasannya :
1)
Sisik Pelacoid
Sisik Placoid atau dermal
denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok
Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini
terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki
lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin
dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.
2)
Sisik Ctenoid
Sisik Ctenoid terdapat pada ikan
bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-jari sirip keras
(Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung
dentine atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri
kecil atau Ctenii. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar
(circuli) dan garis memusat (Radius).
3)
Sisik Cycloid
Sisik Cycloid terdapat pada ikan
Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya (Malacopterygii). Betuk
sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel. Pada bagian
luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat
(Radius). Pada ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk
menentukan umur ikan.
4)
Sisik Cosmoid dan Ganoid
Sisik
Cosmoid
Sisik Cosmoid terdapat pada ikan
yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan
luar berlapis denticulate.
Sisik Ganoid
Sisik Ganoid terdapat
pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada lapisan luar sisik dibentuk dari substansi
garam anorganik yang keras (ganoine).
Kelenjar
Beracun
Kelenjar Beracun juga terdapat pada sistem
integumen, dimana kelenjar beracun ini merupakan derivat kulit yang merupakan
modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini berfungsi
sebagai alat mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan mangsa. Ikan-ikan
yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang
hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan
buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal
dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu.
Warna pada sistem integumen
Warna ikan
tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karenakonfigurasi fisik) dan biochrome
(pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung
renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada
sisik, mata dan membran usus.
Yang termasuk biochrome ialah :
-Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya
-Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat
-Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau
-Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat
-Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah,
kuning, hijau, biru dan coklat
-Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan
fluoresensi kehijau-hijauan
-Purin; berwarna putih atau keperak-peraka
-Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga
Organ cahaya pada sistem integumen
Cahaya yang dikeluarkan
oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens. Terdapat dua sumbercahaya
yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit.
Ikan-ikan yang
dapatmengeluarkan cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit
yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaanuntuk
mencari makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter
dibawahpermukaan laut.
Sel pada kulit ikan yang
dapat mengeluarkan cahaya disebutsel cahaya atau photophore (photocyt). Ini
biasanya terdapat pada golonganElasmobranchii (Sphinax, Etmopterus,
Bathobathis moresbyi) dan Teleostei(Stomiatidae, Hyctophiformes,
Batrachoididae)
2.3 SISTEM
INTEGUMEN AMPHIBI
Amphibi
bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun atas
-
Epidermis
Pada
epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan
lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan
di bawah lapisan jagat dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat
yang lama terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas
ditelan kembali.
-
Dermis
Pada dermis
terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan
seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah
dalam dari dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat
selanjutnya di sebelah bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
Kulit amfibi adalah
permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir yang banyak, mencegah
kulit dari kekeringan.Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan
amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi.Kulit dicegah dari
kerusakan oleh predator, banyak amfibi telah berevolusi, kelenjar racun di
kulit dan toksisitas dari kelenjar bervariasi sesuai dengan spesies.Racun yang
dikeluarkan oleh beberapa amfibi yang fatal bagi manusia juga tapi sisanya
memiliki efek yang sangat sedikit atau ringan.Kelenjar yang bertanggung jawab
untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin dan
terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu sementara di salamander
mereka hadir tepat di belakang mata.
Struktur yg menutupi
ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata misalnya,
adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan
proses ini dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan
tiroid. Kutil atau thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar
kulit ditumpahkan secara periodik dalam satu potong, sementara pada mamalia dan
burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka juga dikenal untuk makan kulit
sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang bertanggung
jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan
biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan
lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka
dan ini benar-benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat
terang biasanya menunjukkan bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Kulit
Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi
terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1). Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang
menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2). Glandulae toxicon (kelenjar racun)
yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat secara
efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pada
Amfibi/Amphibia sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus) racunnya sangat manjur
untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik dari keluarga
Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid alkaloid yang berefek pada saraf
dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor,
hemolitik, dan local
irritant.
Kelenjar mukus dan kelenjar racun
pada Amfibi/Amphibia dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar. Klenjar alveolar
adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran tetapi produknya
dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Akat tetapi ada
juga beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar
demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga
ditemukan di bagian dadanya.
Kelenjar ini menjadi fungsional
selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan mengeluarkan cairan yang
membantu pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama musim kawin,
bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular pada dagu pejantannya
yang mengeluarkan cairan khusus untuk menarik betina selama musim
reproduksi
Anura
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok.
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok.
Caudata
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi.
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi.
2.4 SISTEM
INTEGUMEN REPTIL
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh
sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang
tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya
sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang
dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi
lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai
osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada
reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular
(berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di
tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik
ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi
spesies hewan tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya
juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang
menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati,
dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes
(bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini
dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar
karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini
relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
Reptilia merupakan salah satu kelas
dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata,
ordo Crocodilia/Loricata
a)
Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah
hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang
disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan
adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini
terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas
(carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap
bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik
besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam
berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian
terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing,
yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar
tempurung tulangnya.
Integumen Chelonia sp/kura-kura
1.Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu
seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang
berturut-turut yang terletak di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu
buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang menjadi pinggir perisai yang
berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara neural dan
marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di
antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan
diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan
neural berjumlah lima.
2.Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang
paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang
merupakan bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua
buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan abdominal serta memiliki
jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang
merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta
anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.
b)
Ordo
squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular
tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan
ukuran, tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu
pergerakan ular, mempertahankan kelembaban, berguna dalam kamuflase dan
mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap
mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan
berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, misalnya sisik bening serupa
kaca arloji yang
melindungi mata ular.Serta
yang paling aneh mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika
Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang tertinggal ketika ular
melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna
manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan dengan substrat atau
lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada pergerakan
(lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar,
licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik
ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang
dan ranting pepohonan.
Kulit dan sisik-sisik ular membantu
mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular juga dapat merasai getaran baik yang
berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu membedakannya dengan
menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang kemungkinan melibatkan
peranan sisik di dalamnya.Sebagian ular-ular primitif seperti boa memiliki kepala yang tertutupi oleh
sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik
besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan
susunan perisai-perisai ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan
diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau epidermis.Sisik-sisik
ini terbuat dari keratin, bahan yang
sama yang menyusun kuku dan rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar
dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting.
Setiap individu ular menetas dengan
jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan
dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini bertambah besar
ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali
melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut
dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa
yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi berbutir-butir (granular),
datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini
memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati
dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular
mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya
kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh
modifikasi yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata ular. Sisik yang
serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle.
Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas
ketika ular berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas
atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal
atau kostal (costal).
Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata
(imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon.
Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan
berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret
ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular
memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies
semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada
beberapa spesies ular laut dan
ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan
deretannya tak bisa dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi
banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah panjang tubuh ular.
Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher; tengah
badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki
sepuluh deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13
deret, ular sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar
130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae, yakni suku
ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.
c)
Ordo
Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia
mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit
mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun
teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai
dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada
bagian ventral berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya
sampai sekitar 3,35 m
pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini
memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila
disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital
scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri
garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes)
tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh.
Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke
belakang.
Kelenjar kulit
Karena
sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit
kelenjar kulit.Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi
selama masa bercumbu.Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat
kloaka di masa kawin.Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang
preanal atau lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan
hanya pada pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin.
Tipe
kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation
gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan
pertumbuhan sisik pada kulit.
2.5 Sistem
Integumen Aves
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari
kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi
bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten.
Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal
yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk
kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu
pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a.
Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya
bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b.
Plumulae, berbentuk hampir sebagai
filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c.
Plumae, merupakan bulu yang sempurna
(contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
a.
Tectrices, yang menutupi badan.
b.
Reetrices, yang berpangkal pada
ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi.
c.
Remiges, yang terdapat pada
sayap dan dibagi atas :
- Remiges
primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacapalia.
-
Remiges secundariae yang melekatya
secara cubital pada radiol ulna.
d. Parapterum,
yang menutupi daerah bahu.
e.
Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang
tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh
bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal
yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke
dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu
pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk
bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya
Berdasarkan susunan anatomis bulu
dibagi menjadi:Filoplumae,
Plumulae, Plumae, Barbae
Susunan
plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis,
yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum,
yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral
dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior,
sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung
pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut
teleoptile.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang
disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada
umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi
bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara
menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan
telur saat pengeraman
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan
refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen
pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid.
Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin
terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam
sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat
kemerahan.
Burung
merak Burung Bayan
Sisik
Sisik burung terdiri dari keratin yang sama
seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan taji. Sisik-sisik ini
ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada
beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik
burung tidak terlalu tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik
burung dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.
Pada tahap
janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum,
atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai
terbentuk. Sisik-sisik ini dapat digolongkan dalam;
- Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit, saling bersilang dengan alur yang dangkal.
- Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
- Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang, dari metatarsus ayam.
- Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu
dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat terletak di antara sisik atau
bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih dalam. Dalam
kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan
sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.
Rampoteka dan Podoteka
Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung
saraf yang
membantu mereka mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah
dengan merasakan perbedaan tekanan yang mendadak di dalam air.
Semua burung berevolusi dengan
memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan tengkorak otak. Namun hal ini
lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat dengan mudah dideteksi pada burung bayan.
Daerah di antara mata dan paruh di
sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini kadang-kadang berbulu, dan kulit
dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari keluarga pecuk.Selaput bersisik yang melingkupi
kaki burung disebut podoteka.
2.6 SISTEM
INTEGUMEN MAMALIA
Binatang menyusui atau mamalia
adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar
susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya.
Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis,
yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
Epidermis
Epidermis
adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis
yang jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis,
epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus
epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan
di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil
dermis di bawahnya. Epidermis terdiri
atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
1.
Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2.
Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada
kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3.
Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng
yang intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
4.
Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan
penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai
stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum
spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.
5.
Stratum
Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung
letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini merupakan satu
lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis
terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat,
syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini
berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap
kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga terdapat
reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis
Merupakan bagian
terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi
sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh
Ciri-Ciri
Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang
melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm,
pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.
Derivat
Kulit Pada Mamalia :
Rambut
Terdapat di seluruh
kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan
pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan
lembut).
Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh
buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu
hidung (vibrissae)
2. menyaring udara.
3. serta bersinergi dengan keseluruhan
derivat kulit berfungsi sebagai pengatur suhu. Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah
akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam
bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari
kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh,
misalnya menyentuh pakaian.
Jika
tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat
tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi
pengeluaran panas dari tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang
berperan dalam keadaan dingin adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin
buang air kecil pada waktu dingin.
4. pendorong penguapan keringat dan
5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari
akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin).Bagian dermis yang
masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi
rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6
tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan
pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung
+ 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap
harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna
rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di
kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi rambut ditentukan
oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
Kelenjar
– Kelenjar Pada Kulit
a)
Kelenjar Sebasea à berfungsi mengontrol sekresi minyak ke
dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut
sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b)
Kelenjar Mammae àKelenjar mammae atau payudara merupakan
derivatif sel epitel dan lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat
sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada payudara paling jelas terlihat
selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap kelenjar mammae
terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam
jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
c)
Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
§ kelenjar
Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi
tubuh terhadap setress, nyeri dll.
§ Kelenjar
Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada
folkel rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar
dan berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh
seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila.
Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K.
seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
- Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya
- Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya, seperti sisik dan kelenjar beracun
- Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir, mencegah kulit dari kekeringan
- Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus
- Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh
6. Mamalia
memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui makalah ini ialah
diharapkan agar dalam setiap pembuatan makalah kelompok setiap anggota dapat
berpartisipasi dengan baik agar dapat memahaminya dengan baik dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan
diperlukan
kejelasan sub bab isi makalah yang akan dibahas sehingga materi yang
luas
dapat
terfokuskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://rheno-biology.blogspot.com
(diakses tanggal 20 Februari 2014).
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://www.sith.itb.ac.id (diakses tanggal 20 Februari
2014).
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://dinigriyaayu.multiply.com(diakses tanggal 20 Februari 2014).
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://www.scribd.com(diakses tanggal 20 Februari 2014).
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://www.docstoc.com
(diakses tanggal 20 Februari 2014).
Anonim.
2014. Sistem Integumenhttp://lifestyle-ongky816.blogspot.com
(diakses tanggal 20 Februari 2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumenhttp://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/kulit.pdf(diakses tanggal 20 Februari 2014).